Bagaimana kita bisa memastikan udara di dalam ruangan atau rumah yang kita tempati sehat atau tidak sehat sedangkan kita tidak mengetahui persyaratan kualitas udara yang sehat dan layak.
Menjaga kualitas udara di dalam ruangan maupun rumah tinggal adalah hal yang penting. Terutama pada tempat yang sebagian besar waktu kita dihabiskan di ruangan tersebut seperti rumah tinggal. Sehingga perlu pengetahuan dan tindakan untuk mendapatkan kualitas udara yang baik dan sehat.
Gambar 1. Alat pengatur kelembaban pada ruangan Sumber: Google Image |
Dibawah ini akan di jelaskan upaya untuk menjaga kualitas udara agar semakin baik dan lebih sehat.
1. Ketahui Persyaratan Suhu Yang Baik Pada Ruangan
Berdasarkan pedoman yang dibuat oleh Mentri Kesehatan, suhu merupakan kualitas fisik yang pertama kali disebutkan dalam PMK (Peraturan Mentri Kesehatan) Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah. Nilai suhu yang dipersyaratkan adalah 18-30 °C.
Dampak suhu terlalu
rendah dapat menyebabkan gangguan kesehatan hingga hypothermia, sedangkan suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan dehidrasi sampai dengan heat stroke.
Banyak factor yang mempengaruhi perubahan suhu dalam ruangan, antara lain:
- Kondisi Geografis tempat tinggal
- Ventilasi yang tidak memenuhi syarat
- Kepadatan hunian
- Pemakaian bahan dan struktur bangunan yang kurang sesuai
Bagaimana pencegahan atau upaya yang harus dilakukan supaya suhu dalam rumah sesuai standar? Bila suhu udara di atas 30 °C diturunkan dengan cara meningkatkan sirkulasi udara dengan menambah ventilasi. Bila suhu kurang dari 18 °C, maka perlu menggunakan pemanas ruangan atau heater.
2. Ketahui Standar Kelembaban dan Temperature Udara Yang Sehat
Faktor umum penyebab tingkat kelembaban yang tidak teratur yaitu:
- Kondisi geografis tempat tinggal seperti di dekat laut, dataran tinggi, pegunungan maupun di gurun.
- Kontruksi rumah yang kurang baik seperti atap yang bocor, adanya kamar mandi di ruangan yang sempit, serta kurangnya pencahayaan alami maupun buatan di dalam ruangan tersebut.
Berdasarkan rekomendasi dari The American Society of
Heating, Refrigerant and Air-Conditioning Engineers (ASHRAE) yang berfokus
pada system bangunan, efisiensi energi, kualitas udara ruangan dan pendinginan
industry, tingkat kelembaban relative harus dijaga diantara 45-65% (RH) sebagai tingkat yang ideal.
Semakin tinggi nilai RH artinya udara semakin lembab kemudian virus, jamur, tungai, lumut, dan bakteri akan mudah berkembang pesat seperti Gambar 4. Jika sedikit nilai RH artinya udara semakin kering dan akan timbul penyakit saluran pernapasan, kulit dan mata jadi kering. Masalah tersebut bisa membahayakan kesehatan tubuh manusia.
Gambar 4. Dampak buruk yang ditimbulkan oleh udara yang lembab tembok menjadi berjamur Sumber: Google Image |
Lalu apa yang harus dilakukan jika kita mendapati udara terlalu lembab atau terlalu kering?
- Jika kelembaban udara < 40% (artinya udara terlalu kering)
- Memodifikasi fisik bangunan, kalian bisa menambahkan jumlah jendela dan ventilasi
- Membuka jendela rumah
- Menggunakan Humidifier (alat penambah kelembaban) Gambar 5.
Gambar 5. Humidifier sebagai alat pengatur kelembaban Sumber: www.sehatq.com |
- Jika kelembaban udara > 65% (artinya udara terlalu lembab)
- Memasang genteng kaca atau pfafond supaya cahaya panas masuk ke dalam ruangan
- Menggunakan Dehumidifier (alat penghilang kelembaban) Gambar 6.
Gambar 6. Alat Dehumidifier mengurangi kelembaban pada ruangan Sumber: www.rumah.com |
3. Menggunakan Ventilasi Untuk Pertukaran Udara di Dalam Ruangan
Ventilasi berfungsi
sebagai paru-paru pada bangunan. Ventilasi yaitu proses mendistribusikan udara segar dari
luar ruangan supaya masuk ke dalam ruangan.
Gambar 7. Contoh ventilasi alami (cross ventilation) Sumber: Google Image |
Tujuan utama dari
ventilasi adalah memberikan udara segar/Fresh Air dari luar supaya udara
yang sudah jenuh di dalam ruangan terganti dengan udara baru.
Perlu diketahui terdapat 2 system ventilasi:
I. Ventilasi Alami
Gambar 8. Macam-macam ventilasi alami pada bangunan Sumber: www.archdaily.com |
Ventilasi alami (natural ventilation) yaitu system ventilasi yang terjadi secara alami tanpa bantuan peralatan mekanis. Wujud dari ventilasi alami pada bangunan dengan memasang bukaan jendela pada sisi dinding sesuai dengan datangnya arah angin.
Ilustrasi tentang ventilasi alami terdapat pada Gambar 8. Ventilasi alami memanfaatkan laju aliran angin untuk menukar udara jenuh di dalam ruangan.
II. Ventilasi Mekanis
Sesuai dengan namanya, ventilasi ini menggunakan alat mekanis untuk membantu proses pertukaran udara pada ruangan. Penggunaan ventilasi mekanis juga berfungsi untuk menjaga tekanan udara positif dan negatif pada suatu ruangan tertutup.
Salah satu contoh Ventilasi Mekanik terdapat pada Gambar 9. Turbine Ventilator mampu mengurangi panas berlebih dengan menghisap udara panas yang terkumpul di dalam atap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar