Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 25 Oktober 2021

MENGENAL APA ITU HVAC (Heating, Ventilation, & Air Conditioning)


    HVAC (Heating, Ventilation, & Air Conditioning) merupakan salah satu lingkup pekerjaan bidang MEP (Mechanical, Electrical, & Plumbing). Namun HVAC berfokus terhadap pengkondisian udara pada suatu bangunan, tempat tinggal maupun industri besar.

Gambar 1. Ducting dan AC Central
Sumber: www.achengineering.com

    Maksud dari pengkondisian udara adalah sistem yang digunakan untuk mengatur dan mempertahankan kenyamanan thermal. Ada 3 faktor yang mempengaruhi kenyamanan thermal maupun IAQ (Indoor Air Quality), yaitu:

  1. Temperature ( °Celcius / °Fahrenheit) 
  2. Kelembaban Relatif ( 0 s/d 100% RH) Relative Humidity
  3. Percepatan Udara pada ruangan (CMH = Cubic Meter/ Hour, CFM = Cubic Feet/ Minute)

    Kemudian untuk mencapai persyaratan thermal ada beberapa standar yang digunakan baik di Indonesia maupun secara global:

  • ASHRAE Handbook - American Society of Heating, Refrigerant and Air Conditioning Engineers
  • SMACNA - Sheet Metal & Air Conditioning National  Contractor's Association
  • SNI 03-6572-2001 - Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara Pada Gedung
  • SNI 6390 : 2011 - Konservasi Energi Sistem Tata Udara Pada Bangunan Gedung
    Bagaimana cara sistem tersebut bisa bekerja untuk mencapai persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan? 

1. HEATING


    Heating pada sistem HVAC adalah sistem yang buat untuk menghasilkan panas pada indoor bangunan atau gedung. Karena Indonesia termasuk negara beriklim tropis, maka penggunaan alat Heating jarang digunakan. Biasanya alat Heating ini digunakan di negara-negara atau wilayah yang memiliki iklim dingin.

2. VENTILATION


    Tujuan utama ventilasi pada bangunan yaitu untuk memberikan udara segar/fresh air ke indoor melalui bukaan pada bangunan atau disebut Natural Ventilation (ventilasi alami) maupun Ventilasi Mekanis. Satuan yang digunakan CMH (Cubic Feet/ Hour). Setiap ruangan memiliki nilai CMH berbeda-beda, menyesuaikan fungsi ruangan tersebut. Lihat tabel SNI 03-6572-2001 pada Gambar 2.
Gambar 2. Kebutuhan pertukaran udara (ACH) pada ruangan 
Sumber: SNI 03-6572-2001

    
    Berdasarkan cara kerjanya, ada 2 jenis ventilasi:

    1. Ventilasi Alami / Natural Ventilation
Gambar 3. Jenis ventilasi alami
Sumber: Teal Products

            I. Single Sided Ventilation (Ventilasi Satu Sisi)
    Pertukaran udara pada ventilasi ini sangat sedikit karena hanya mengandalkan satu bukaan pada bangunan.
            II. Cross Ventilation (Ventilasi Silang)
    Ventilasi Silang bekerja dengan dua sisi atau lebih dan dapat menghasilkan pembaruan udara yang cukup baik secara konstan.
            III. Stack Ventilation (Ventilasi Bertumpuk)
    Ventilasi bertumpuk lebih efektif digunakan pada bangunan tinggi. Menggunakan ventilasi ini tidak selalu dapat mendinginkan suatu bangunan. Menggunakan tambahan ventilasi Mekanis dapat memaksimalkan ventilasi jenis bertumpuk ini.

    2. Ventilasi Mekanis
Gambar 4. Home use Energy Recovery Ventilation (ERV)
Sumber: homeevent.com 

    Ventilasi ini memerlukan alat mekanis untuk membantu proses pertukaran udara di dalam ruangan atau disebut Exhaust Fan. Selain untuk memenuhi kebutuhan udara segar dalam ruangan, penggunaan ventilasi mekanis juga dapat menjaga tekanan udara (+) dan (-).
    Disebutkan beberapa faktor yang menentukan kapasitas Exhaust Fan:
    • Fungsi Ruangan. 
    • Volume ruangan (m3). Faktor ini untuk menentukan kebutuhan pertukaran udara dalam CMH
    • Berapa kali pertukaran udaranya sesuai fungsi ruangan. Lihat Gambar 2 tabel SNI Kebutuhan Ventilasi Mekanis. CMH = ACH x Volume Ruangan.
    Berdasarkan sistem kerjanya, ventilasi ini dibagi menjadi 4 sistem;
            1.    Exhaust Ventilation
Gambar 5. Exhaust Ventilation works
Sumber: hvi.org 

    Sistem ventilasi ini yang umum digunakan pada rumah tinggal. Cara kerjanya dengan menghisap udara indoor dan membuat udara indoor menjadi tekanan (-) sehingga menimbulkan udara luar/outdoor masuk melalui celah/rongga terbuka pada sisi-sisi dinding maupun atap. Ventilasi ini efektif untuk mengurangi kelembaban berlebih.

            2.    Supply Ventilation
Gambar 6. Supply Ventilation works
Sumber: hvi.org 
    Sistem supply ventilasi menggunakan fan/kipas untuk memberikan tekanan udara (+) pada indoor sehingga menimbulkan udara dalam/indoor keluar dan bertukar dengan udara luar melalui kipas/fan supply.

            3.    Balanced Ventilation
Gambar 7. Balanced Ventilation works
Sumber: hvi.org 
        Sistem ini seimbang antara mensupply dan membuang udara pada ruangan. Pada sistem ventilasi seimbang ini kemungkinan membutuhkan sebuah filter (pre filter) untuk menyaring polutan dan debu yang ingin masuk ke dalam ruangan melalui kipas/fan.

            4.    Energi Recovery Ventilation (ERV) & Heat Recovery Ventilation (HRV)
            ERV:    Merupakan alat ventilasi mekanis yang dapat dikontrol dan menghasilkan pembagian udara yang seimbang. Cara kerja ERV adalah dengan mencampurkan udara indoor dengan udara outdoor untuk di supply kembali ke dalam indoor/ruangan. Penggunaan ERV dapat meringankan beban pada alat AC (Air Conditioning). Biasa digunakan di wilayah iklim tropis.
Gambar 8. Energy Recovery Ventilation works
Sumber: na.panasonic.com 
            HRV:    Merupakan alat ventilasi untuk merecovery/memulihkan udara panas didalam ruangan yang dihasilkan oleh Heater/Pemanas ruangan menjadi udara yang segar kembali. cara kerjanya hampir sama dengan ERV. Biasa digunakan di wilayah iklim dingin.
Gambar 9. Heat Recovery Ventilation works
Sumber: www.primexvents.com


3. AIR CONDITIONING

Gambar 10. Urutan cara kerja sistem AC
Sumber: HVAC Notes By Engr. Ramy Ghoraba
Gambar 11. Kompressor, Condenser, dan Evaporator menjadi satu kesatuan pada unit chiller
Sumber: Dokumentasi proyek

    Pada sistem Air Conditioning media utama dalam mengatur pengkondisian udara adalah Zat Refrigeran atau Zat Pendingin. Refrigeran merupakan fluida/cairan yang memiliki sifat mudah berubah bentuk dan berubah suhu jika mendapat tekanan yang besar.

    Prinsip dan urutan pada setiap alat Air Conditioning adalah sama dan memiliki beberapa komponen. Dibawah ini akan dijelaskan komponen utama maupun komponen pendukung:

        I. Compressor


Gambar 12. Compressor unit
Sumber: Google Image

    Kompressor merupakan komponen mekanis utama dalam rangkaian system HVAC. Alat ini bertanggung jawab untuk memompa zat refrigerant dari coil Evaporator menuju coil Condenser. Oleh karena itu Kompressor memiliki 2 pipa; 
    • Pipa Discharge (Buang): Pipa ini dialiri oleh zat refrigerant yang menuju Condenser
    • Pipa Suction (Hisap): Pipa ini dialiri oleh zat refrigerant yang berasal dari Evaporator 
Gambar 13. Outdoor AC beserta unit kompressor didalamnya
Sumber: Google Image

            II. Condenser
Gambar 14. Kondenser pada outdoor AC 
Sumber: Google Image

    Condenser berfungsi melepas panas dari refrigeran ke lingkungan sekitar/outdoor menggunakan fan/blower. Proses ini menyebabkan refrigeran berubah bentuk dari uap menjadi cair atau disebut kondensasi.

        III. Katup Expansi
Gambar 15. Katup Expansi

    Katup expansi atau expansion valve berfungsi menurunkan tekanan dan temperature sehingga menimbulkan efek dingin pada evaporator sebelum dihembuskan keluar oleh fan pada evaporator.

        IV. Evaporator
Gambar 16. Evaporator pada AC Split
Sumber: Google Image

    Evaporator adalah kumparan/coil berisi gas refrigeran yang sudah dingin setelah melewati katup ekspansi. Refrigeran diubah dari liquid/cair menjadi gas dalam evaporator. Udara dingin pada coil evaporator kemudian dihembuskan oleh fan pada evaporator ke seluruh ruangan. 
    -Pada AC Split Wall, posisi Evaporator berada di indoor
    -Pada Unit Chiller, semua komponen utama menjadi satu kesatuan. Lihat Gambar 11.

        V. Fan/Blower
    
Gambar 17. Salah satu jenis fan pada alat HVAC
Sumber: Google Image
    Fungsi fan pada unit AC untuk mendinginkan coil pada kondenser dan menyebarkan udara dingin yang di hasilkan oleh coil evaporator. Ada 2 jenis fan yang dipakai oleh AC type Split. 
            1. Aksial Fan: Fan ini digunakan pada Kondensor di outdoor AC
            2. Crossflow Fan: Fan ini digunakan pada Evaporator di indoor AC 

        VI. Pipa Kapiler / Pipa Tembaga
Gambar 18. Pipa tembaga sebagai penghubung komponen HVAC
Sumber: Google Image

    Disetiap alat AC memiliki pipa tembaga yang berisi fluida refrigeran. Pipa ini berfungsi menurunkan tekanan refrigeran dan penghubung fluida refrigeran ke semua komponen utama pada ac. Terdapat 2 jenis pipa refrigeran berdasarkan fluida yang dibawa;
            1. Gas Pipe: Berisi fluida refrigeran berbentuk gas. (Diameter lebih besar dari Liquid Pipe)
            2. Liquid Pipe: Berisi fluida refrigeran berbentuk cai. (Diameter lebih kecil dari Gas Pipe)

    Demikian penjelasan mengenai sistem HVAC. Semoga bermanfaat!

Kamis, 21 Oktober 2021

HATI-HATI UDARA YANG TERASA NYAMAN BELUM TENTU SEHAT!!

 

    Bagaimana kita bisa memastikan udara di dalam ruangan atau rumah yang kita tempati sehat atau tidak sehat sedangkan kita tidak mengetahui persyaratan kualitas udara yang sehat dan layak.

    Menjaga kualitas udara di dalam ruangan maupun rumah tinggal adalah hal yang penting. Terutama pada tempat yang sebagian besar waktu kita dihabiskan di ruangan tersebut seperti rumah tinggal. Sehingga perlu pengetahuan dan tindakan untuk mendapatkan kualitas udara yang baik dan sehat.

Gambar 1. Alat pengatur kelembaban pada ruangan
Sumber: Google Image

    Dibawah ini akan di jelaskan upaya untuk menjaga kualitas udara agar semakin baik dan lebih  sehat.


  1.    Ketahui Persyaratan Suhu Yang Baik Pada Ruangan

    Berdasarkan pedoman yang dibuat oleh Mentri Kesehatan, suhu merupakan kualitas fisik yang pertama kali disebutkan dalam PMK (Peraturan Mentri Kesehatan) Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah. Nilai suhu yang dipersyaratkan adalah 18-30 °C.

Gambar 2. Standar suhu (°F) pada setiap ruangan 
Sumber: heckerothplumbing.com

    Dampak suhu terlalu rendah dapat menyebabkan gangguan kesehatan hingga hypothermia, sedangkan suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan dehidrasi sampai dengan heat stroke.

Banyak factor yang mempengaruhi perubahan suhu dalam ruangan, antara lain:

  • Kondisi Geografis tempat tinggal
  • Ventilasi yang tidak memenuhi syarat
  • Kepadatan hunian 
  • Pemakaian bahan dan struktur bangunan yang kurang sesuai

    Bagaimana pencegahan atau upaya yang harus dilakukan supaya suhu dalam rumah sesuai standar? Bila suhu udara di atas 30 °C diturunkan dengan cara meningkatkan sirkulasi udara dengan menambah ventilasi. Bila suhu kurang dari 18 °C, maka perlu menggunakan pemanas ruangan atau heater.


    2.    Ketahui Standar Kelembaban dan Temperature Udara Yang Sehat

Gambar 3. Udara yang lembab ditandai dengan munculnya kabut pada jalanan
Sumber: Google Image

    Faktor umum penyebab tingkat kelembaban yang tidak teratur yaitu:

  • Kondisi geografis tempat tinggal seperti di dekat laut, dataran tinggi, pegunungan maupun di gurun.
  • Kontruksi rumah yang kurang baik seperti atap yang bocor, adanya kamar mandi di ruangan yang sempit, serta kurangnya pencahayaan alami maupun buatan di dalam ruangan tersebut.

    Berdasarkan rekomendasi dari The American Society of Heating, Refrigerant and Air-Conditioning Engineers (ASHRAE) yang berfokus pada system bangunan, efisiensi energi, kualitas udara ruangan dan pendinginan industry, tingkat kelembaban relative harus dijaga diantara 45-65% (RH) sebagai tingkat yang ideal.

    Semakin tinggi nilai RH artinya udara semakin lembab kemudian virus, jamur, tungai, lumut, dan bakteri akan mudah berkembang pesat seperti Gambar 4. Jika sedikit nilai RH artinya udara semakin kering dan akan timbul penyakit saluran pernapasan, kulit dan mata jadi kering. Masalah tersebut bisa membahayakan kesehatan tubuh manusia.

Gambar 4. Dampak buruk yang ditimbulkan oleh udara yang lembab tembok menjadi berjamur
Sumber: Google Image

    Lalu apa yang harus dilakukan jika kita mendapati udara terlalu lembab atau terlalu kering?

  • Jika kelembaban udara < 40% (artinya udara terlalu kering)
    • Memodifikasi fisik bangunan, kalian bisa menambahkan jumlah jendela dan ventilasi
    • Membuka jendela rumah
    • Menggunakan Humidifier (alat penambah kelembaban) Gambar 5.
Gambar 5. Humidifier sebagai alat pengatur kelembaban
Sumber: www.sehatq.com
  • Jika kelembaban udara > 65% (artinya udara terlalu lembab)
    • Memasang genteng kaca atau pfafond supaya cahaya panas masuk ke dalam ruangan
    • Menggunakan Dehumidifier (alat penghilang kelembaban) Gambar 6.
Gambar 6. Alat Dehumidifier mengurangi kelembaban pada ruangan
Sumber: www.rumah.com
 

    3.    Menggunakan Ventilasi Untuk Pertukaran Udara di Dalam Ruangan

    Ventilasi berfungsi sebagai paru-paru pada bangunan. Ventilasi yaitu proses mendistribusikan udara segar dari luar ruangan supaya masuk ke dalam ruangan. 

Gambar 7. Contoh ventilasi alami (cross ventilation)
Sumber: Google Image

    Tujuan utama dari ventilasi adalah memberikan udara segar/Fresh Air dari luar supaya udara yang sudah jenuh di dalam ruangan terganti dengan udara baru.

    Perlu diketahui terdapat 2 system ventilasi:

            I.    Ventilasi Alami

Gambar 8. Macam-macam ventilasi alami pada bangunan
Sumber: www.archdaily.com

        Ventilasi alami (natural ventilation) yaitu system ventilasi yang terjadi secara alami tanpa bantuan peralatan mekanis. Wujud dari ventilasi alami pada bangunan dengan memasang bukaan jendela pada sisi dinding sesuai dengan datangnya arah angin. 

    Ilustrasi tentang ventilasi alami terdapat pada Gambar 8. Ventilasi alami memanfaatkan laju aliran angin untuk menukar udara jenuh di dalam ruangan.

        II.    Ventilasi Mekanis

Gambar 9. Turbine Ventilator merupakan salah satu jenis ventilasi mekanik
Sumber: Google Image 

        Sesuai dengan namanya, ventilasi ini menggunakan alat mekanis untuk membantu proses pertukaran udara pada ruangan. Penggunaan ventilasi mekanis juga berfungsi untuk menjaga tekanan udara positif dan negatif pada suatu ruangan tertutup.

    Salah satu contoh Ventilasi Mekanik terdapat pada Gambar 9. Turbine Ventilator mampu mengurangi panas berlebih dengan menghisap udara panas yang terkumpul di dalam atap.


    Kesimpulan


    Menjaga temperature, kelembaban, dan sirkulasi udara pada sebuah bangunan atau tempat tinggal merupakan pokok penting yang harus diperhatikan. Kualitas udara harus seimbang untuk menjaga kesehatan penghuni ruangan.

    Demikian artikel tentang upaya mendapatkan kualitas udara yang baik dan sehat. Semoga bermanfaat!
      

Rabu, 13 Oktober 2021

CARA MENENTUKAN KEBUTUHAN CAHAYA PADA RUANGAN DENGAN LUX, LUMEN DAN KELVIN

 


Pernah kalian mengalami kejadian saat lampu kamar tidur atau lampu ruang keluarga tiba-tiba mati dan kalian harus mengganti dengan lampu yang baru. 

Kalian sadar bahwa lampu yang digunakan menggunakan 16-watt kemudian kalian beli lampu dengan watt yang sama tapi saat kalian pasang kok terangnya beda? Itu karena watt bukanlah satuan untuk menentukan tingkat kecerahan cahaya pada lampu.

Gambar 1. Contoh keterangan daya lampu LED pada salah satu produk lampu
Sumber: Google Image


LUMINOUS FLUX (LUMEN)

        Luminous flux yang memiliki satuan Lumen [lm] adalah kuantitas cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya. Semakin besar lumen maka semakin besar output cahaya yang dihasilkan. Jika kalian berpatokan kepada kuantitas watt pada keterangan lampu, tentunya watt bukanlah satuan untuk mengukur terangnya cahaya pada lampu.

Gambar 3. Perbandingan lumen pada lampu
Sumber: www.led-car-light-manufacturer.com

Gambar 2. Keterangan daya pada lampu LED

Satuan seberapa terangnya suatu cahaya lampu tetap menggunakan satuan lumen akan tetapi, jenis lampu yang berbeda memilliki perbandingan watt dan lumen yang berbeda pula. Hal ini digambarkan pada ilustrasi Gambar 4.  

Gambar 4. Perbandingan Daya (Watt) dan Lumen pada beberapa jenis lampu
Sumber: dallasbuilders.com

        Dimana untuk mengejar lumen tertentu setiap jenis lampu memiliki daya watt yang berbeda. Sehingga satuan terang atau tidaknya yang digunakan lumen.   
        
ILLUMINANCE (LUX)

Illuminance / Lux [lx] adalah jumlah flux yang jatuh atau terlihat dari objek yang di pancarkannya bisa benda ataupun sebuah area & tempat. Satu Lux [lx] adalah sama dengan satu lumen per meter persegi. 

Jadi perbedaannya, lumen adalah intensitas cahaya yang dihasilkan oleh sumber cahaya, sedangkan lux adalah tingkat kecerahan perbukaan objek yang terpapar/diterima oleh sumber cahaya

Rumus:    1 lx = 1 lm/m2

        Jadi berapa lux yang kita butuhkan untuk menetapkan pencahayaan yang sesuai pada ruangan? berikut tabel SNI 03-6575-2001 kebutuhan lux pada masing-masing ruangan:

Gambar 5. Tabel kebutuhan lux pada setiap ruangan
Sumber: SNI 03-6575-2001


        Kemudian bagaimana cara kita menghitung dengan persamaan 1lx = 1lm/m2 ?

Contohnya kasus seperti ini, 
  • Kalian memiliki kamar tidur seluas 10m2 atau (2mtr x 5mtr)
  • Kemudian lampu yang kalian gunakan sebesar 1600 lm
  • Tingkat pencahayaan yang didapatkan dengan satuan Lux[lx] sebesar lx=1600lm/10m2
  • Hasil Lux[lx]=160
        Dari contoh kasus diatas, jumlah lux'nya adalah 160, jika mengikuti standar SNI tentu jumlah lux yang digunakan sudah sesuai untuk fungsi ruangan sebagai kamar tidur yang memiliki nilai lux 120~250.

KELVIN

        Kelvin adalah satuan unit yang dipakai untuk mengukur suhu warna pada sebuah sumber cahaya. Kelvin menggambarkan tampilan hangat atau sejuknya sumber cahaya [colour temperature]. 

        Semakin besar nilai kelvin maka output cahaya yang dihasilkan semakin biru. Sebaliknya jika nilai kelvin sedikit maka output cahaya yang dihasilkan semakin berwarna kuning.

Gambar 6. Perbandingan nilai kelvin pada sumber cahaya
Sumber: www.ledlightingwholesaleinc.com

Warm Light (2000 – 3000)

        Tampilan cahaya hangat umumnya memberikan efek cahaya yang lebih lembut dan memberikan suasana yang nyaman.

Netral Light (3500 – 5000)

        Tampilan cahaya putih alami lebih banyak digunakan di lingkungan kerja atau ruangan yang membutuhkan focus tinggi. Efek cahaya ini menciptakan suasana yang energik dan menyegarkan bagi karyawan.

Cold Light (6000 – 10000)

        Tampilan ini mengeluarkan cahaya kebiruan yang terang. Warna inilebih disukai untuk pekerjaan di mana kita perlu melihat detail. Direkomendasikan untuk area visual, pencahayaan keamanan, dan garasi.


KESIMPULAN

        Dari penjelasan diatas mana yang bisa dijadikan standar?. Sesuai tujuan dan fungsi ruangan, tujuan pencahayaan pada sebuah ruangan adalah untuk menerangi suatu area atau tempat tertentu. Hal ini dinyatakan pada standar SNI 03-6575-2001 satuan untuk mengukur kebutuhan pencahayaan menggunakan Lux [lx]. 

        Pemakaian lampu/sumber cahaya dengan perhitungan Lux dan Lumen yang benar akan mengoptimalkan pencahayaan pada ruangan sesuai dengan fungsinya.

        Apabila memilih lampu terlalu gelap akan beresiko terjadinya kesalahan dan kecelakaan dalam berkegiatan. Sedangkan ruangan yang terlalu terang bisa mengakibatkan munculnya sakit kepala, kelelahan pada mata bahkan timbul stress.


Jumat, 08 Oktober 2021

AutoCAD - Cara Lock (Mengunci) Mode MVIEW Supaya Gambar Tidak Bergerak Saat Diedit

 


        Di postingan sebelumnya sudah dijelaskan tentang Cara Mengembalikan Viewport Yang Tidak Bisa Close Pada Mode MVIEW. Pada pembahasan blog kali ini, saya akan menjelaskan solusi supaya objek di layout pada viewport yang kita buat bisa terkunci/lock.

        Banyak sekali manfaat ketika viewport objek yang kita buat bisa terkunci/lock. Karena kalian bisaedit gambar atau memberikan notasi dengan zoom out/in gambar kalian tanpa resiko gambar kalian bergeser atau terzoom sendiri.

        Langkah-langkah:

        1.    Buka file AutoCAD yang sudah kalian buat
        2.    Pastikan Viewport gambar kalian berada di lembar kerja layout bukan model
        3.    Drag garis viewport kalian, seperti contoh dibawah ini


        4.    Kemudian kalian klik "Yes" dan "Enter"
        5.    Untuk memastikan command tersebut aktif atau tidaknya, kalian bisa klik dua kali pada area viewport gambar kalian.
        6.    Kemudian kalian zoom in/out gambar kalian. Maka gambar kalian tidak akan bergeser atau terzoom secara tidak sengaja.
        7.     Untuk mengembalikannya seperti pengaturan awal kalian bisa centang saja kata "No"

        Demikian cara lock viewport yang sudah kalian buat. Semoga bermanfaat!
Terimakasih..

Kamis, 07 Oktober 2021

AutoCAD – Cara Mengembalikan Viewport Yang Tidak Bisa Close Pada Mode MVIEW

 


        Langkah awal sebelum kalian print atau plot objek gambar pasti tidak asing dengan command "MV"  yang berfungsi untuk plotting gambar dari model area ke layout/paper space AutoCAD. Terkadang juga dalam satu kop ada beberapa gambar detail dan potongan supaya gambar yang dibuat terlihat lebih jelas dan lebih detail.

 

Contoh Peletakan Gambar di Model Layout Dengan Command MVIEW

        Tapi beberapa masalah sering muncul ketika kalian menggunakan MV di layout jika kalian zoom/scrool terlalu jauh di MV dan kalian kesulitan untuk kembali ke view sebelumnya.


        Langkah-langkah:

        1.     Ketik command "PS"  pada view angel di dalam Viewport Layout kalian. Contoh gambar dibawah:


        2.    Command "PS" berfungsi untuk keluar dari mode MVIEW. Kemudian ketik "Enter" / "Space" (sama saja)
        3.    Kemudian sesuaikan kembali view angel gambar kalian.

    
        Demikian cara mengembalikan viewport yang tidak bisa close di dalam mode MVIEW pada layout/Paper Space pada AutoCAD. Semoga Bermanfaat!

Terimakasih..

Selasa, 05 Oktober 2021

AutoCAD - Cara Membuat Objek 3D di Model 2D (Gambar Isometric)

 

        Pernahkah kalian membayangkan menggambar objek 3D menggunakan view control 2D pada AutoCAD? . Kalian tentu bisa membuat gambar 3D tersebut dengan sangat sederhana dan tidak banyak command yang digunakan dalam menggambar objek 3D tersebut pada AutoCAD. 

        Gambar isometric merupakan gambar sistem 2D yang dipetakan dalam tampilan 3D. Perhatikan contoh gambar Isometric dibawah ini. 

        Gambar tersebut dibuat dengan menggunakan View Control 2D (Isometric snap) pada pengaturan Drafting Settings.

Langkah-langkah membuat gambar isometric di AutoCAD:

    1.    Ketik command "DS"  kemudian "Enter".

    2.    Muncul tab baru dibawah ini lalu pilih "Isometric snap"


    3.    Kemudian perhatikan Cursor drawing kalian akan langsung berubah menjadi Cursor Isometrik seperti gambar dibawah ini:


    4.    Untuk mengubah pengaturan Isoplan kalian bisa tekan F5 pada keyboard

    5.    Keyboard F5 pada mode isometric berfungsi merubah mode menggambar kalian ke 3 type isometric yaitu : Top, Right, dan Left.

    Sebagai contoh kalian bisa melihat perbedaan tampilan cursor pada gambar dibawah ini:

Top View

Left View

Right View
    
    6.    Coba kalian membuat garis sesuai dengan Isoplan dan kalian bisa mengimprove sendiri gambar yang ingin kalian buat menjadi Isometric

        Contoh Gambar Isometric:

        Contoh gambar diatas cukup menggunakan command "Line" dan menyesuaikan View Isoplan dengan menekan "F5".

        Selamat mencoba. Semoga berhasil dan sukses!

Senin, 04 Oktober 2021

AutoCAD - Solusi File AutoCAD Tidak Bisa Di Save

 

        Beberapa dari kalian pasti pernah mengalami file AutoCAD tiba-tiba tidak bisa di save seperti muncul kata _qsave drawing as <C : \Users\sited\Document\Drawing1.dwg>: pada saat kalian ingin menyimpan file dengan menekan Ctrl + S.

Contoh Kasus :


    Hal tersebut tentunya membuat teman-teman merasa kesal dan mencoba close file autocad kalian tapi setelah dibuka kembali file kalian masih tetap tidak bisa disave dan muncul pesan "_qsave .................." itu kembali.

    1.    Pakai Command "FILEDIA"  ketik "Enter" dan akan muncul dialog seperti ini:





    2.    Sebab utama file kita tidak bisa save adalah karena value di filedia tertulis <0> 
    3.    Kita rubah ke angka 1 dan ketik "Enter"
    4.    Kemudian akan muncul informasi seperti di bawah ini





    5.    Setelah itu kalian coba save kembali dengan ketik Ctrl + S kemudian akan muncul tab baru seperti dibawah ini, yang artinya file kalian sudah bisa di save secara normal. 
    Selamat mencoba teman-teman !